Ahad, 2 Oktober 2011

Betapa Miskinnya Kita

Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang boleh sangat miskin.Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin.

Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya. "Bagaimana perjalanan kali ini?"
"Wah, sangat luar biasa Ayah"
"Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin"kata ayahnya.
"Oh iya" kata anaknya
"Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?"tanya ayahnya.

Kemudian si anak menjawab. "Saya saksikan bahawa:

Kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat.
Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ke tengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya.
Kita mengimport lampu-lampu di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari. Kita mempunyai pagar sampai ke halaman depan, dan mereka mempunyai cakrawala secara utuh.
Kita mempunyai sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yangmelampaui pandangan kita.
Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita,tapi mereka melayani sesamanya.
Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri.
Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi. "

Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara.
Kemudian si anak menambah "Terimakasih Ayah,telah menunjukkan kepada saya betapa miskinnya kita."

Sebenarnya ...
Betapa seringnya kita melupakan apa yang kitamiliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya. Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain. Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseorang.
Membuat kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan sebagai tanda terima kasih kita atas semua yang telah disediakan untuk kita daripada kita terus menerus bimbang dan sering meminta lebih

Tiada ulasan: